Jumat, 04 November 2011

"DARI TAN UNTUK REPUBLIK"

            Bagimu Saudaraku, Pahamilah ini!!!!
       Pembagian KEKUASAAN yang terdiri atas eksekutif, legislatif, dan parlemen hanya menghasilkan KERUSAKAN. Pemisahan antara orang yang membuat undang-undang dan yang menjalankan aturan menimbulkan kesenjangan antara aturan dan realitas. Pelaksana dilapangan (eksekutif) adalah pihak yang langsung berhadapan dengan persoalan yang sesungguhnya. Eksekutif selalu dibuat repot menjalankan tugas ketika aturan dibuat oleh orang-orang yang hanya melihat persoalan dari jauh (parlemen).

        Demokrasi dengan sistem parlemen melakukan ritual pemilih sekali dalam empat, lima, atau enam tahun. Dalam kurun waktu demikian lama, mereka sudah menjelma menjadi kelompok sendiri yang sudah berpisah dari masyarakat. Sedangkan kebutuhan dan pikiran rakyat berubah-ubah. Karena para anggota parlemen tak berhak lagi disebut WAKIL RAKYAT. Konsekuensinya adalah parlemen memiliki kemungkinan sangat besar menghasilkan KEBIJAKAN yang hanya menguntungkan golongan yang memiliki modal, jauh dari kepentingan masyarakat yang mereka wakili.

         Parlemen dengan sendirinya akan tergoda untuk berselingkuh dengan eksekutif, Perusahaan dan perbankan. Akhirnya, parlemen tidak lebih dari sekedar warung tempat orang-orang adu kuat mengobrol. Mereka adalah para jago berbicara dan berbual, bahkan kalau perlu sampai urat leher menonjol keluar. Anggota parlemen tak ubahnya sebagai golongan tak berguna yang HARUS DIONGKOSI NEGARA DENGAN BIAYA TINGGI.

                                "LIHATLAH REALITA SAAT INI-NAAR DE REPUBLIEK INDONESIA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar