Sabtu, 05 November 2011

"BUKAN GENERASI ASEJARAH"

          Tidak ada satu hal pun yang tidak mempunyai makna untuk keabadian NKRI, tidak semua generasi sekarang yang maunya baru, lupa terhadap sejarah. Masih banyak yang mau mencari, membuka dan membaca buku-buku sejarah. Kami ingat dan juga mengingat pesan para pendiri bangsa ini, ketika mereka merumuskan konsepsi dasar bagi NKRI.
             "Asal kita setia kepada hukum sejarah dan asal kita bersatu dan memiliki tekad baja, kita bisa  memindahkan gunung semeru atau gunung kinibalu sekalipun (Pidato 17 Agustus 1965)"
             "Janganlah melihat ke masa depan dengan MATA BUTA! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi KACA-MATA benggalanya dari pada masa yang akan datang (Pidato 17 Agustus 1966)"
             Kami tidak mau menyalahkan, tapi juga jangan salahkan kami. Kami bagian dari keadaan saat ini, tetapi bukan kami yang menciptakan keadaan saat ini. Kami hadir sebagai pengingat, bahwa Kami masih ada dan ketika kesewenang-wenangan masih merajai dan menjelma dalam diri penguasa Negeri ini, Kami akan selalu menjelma dalam gerakan aksi.
             Bukan kami tidak suka dengan sejarah, atau bahkan tidak mau menengok sejarah. Kami tidak ASEJARAH. Tetapi kami belajar dari sejarah dan selalu berusaha untuk bisa memahami sejarah. Meskipun kami sendiri kebingungan dengan fakta yang ditunjukkan oleh sejarah.
              Sebenarnya Kami atau mereka (Generasi Penguasa) yang tidak pernah suka dengan sejarah? Kami atau mereka yang tidak mau membaca dan belajar dari sejarah. Atau mereka menggunakan sejarah untuk membodohi kami?
               Kami membaca sejarah, meski takut sering datang bagai hantu yang menyelimuti hati dan pikiran. Tanya seakan tak jua mau hilang, rasa percaya yang masih jauh dibawah rasa tidak percaya. Benarkah isi buku sejarah yang kami baca? Ataukah sudah ada dominasi kalangan tertentu dalam konteks pemaparannya? Bagaimana dengan kalangan penguasa yang tentunya memiliki kecenderungan dan kepentingan tersendiri terhadap realitas masa lalu? Semua menjadi BEBAN kami, adakah mereka yang PEDULI?
               Bung Karno pada tahun 1956, sewaktu memberi amanat pada hari SUMPAH PEMUDA  di Djakarta sudah menyampaikan gambaran bahaya terhadap sistem politik bangsa kita dan menyampaikan dengan tegas apa yang akan terjadi jika kita menggunakan sistem multipartai seperti sekarang ini. Adakah itu dianggap tidak berguna? Hanya karena satu rezim SOEHARTO?
               Tan Malaka melalui bukunya NAAR DE REPUBLIEK INDONESIA juga sudah menjelaskan bahaya pemisahan kekuasaan Eksekutif, Legislatif, dan Parlemen. Apakah itu juga dianggap tidak berguna? Hanya catatan usang yang cukup dibaca tak perlu diingat atau direnungkan?
               Apakah mereka (Bung Karno atau Tan Malaka) hanya sebatas menyampaikan saja adanya akibat tanpa memberi gambaran solusi yang bisa dilakukan? TIDAK, baik Bung Karno maupun Tan Malaka sama-sama memberikan solusi. Sekarang pertanyaannya, Saya sebagai generasi muda yang sombong atau mereka generasi penguasa yang sombong? Pernahkah mereka berfikir untuk menggunakan konsepsi dari pendiri bangsa ini? TIDAK, hanya karena satu rezim yang menurut mereka BOBROK, mereka LUPA ada satu masa yang sudah memberikan makna bagi negeri ini. 
              Mereka lebih percaya konsepsi barat dan memasang paksa pada tubuh IBU PERTIWI. Mereka lebih mengagung-agungkan cara barat yang jelas-jelas tidak akan bisa seiring-sejalan dengan kemasyarakatan kita. Bagi mereka banyak OMONG dan KRITIK itulah DEMOKRASI. Tanpa sadar mereka membangun DEMOKRASI yang hanya mendewa-dewakan KEBEBASAN, DEMOKRASI yang didalamnya tak ada yang KERAMAT kecuali KEBEBASAN itu sendiri. Apakah mereka tidak pernah membaca atau menemukan kalimat serupa ini?
             Jangan salahkan atau menuntut kami, lebih dari apa yang bisa kalian sebagai generasi penguasa berikan terhadap kami!!! Karena kami bahkan tidak mau menyalahkan apalagi menuntut kalian atas apa yang terjadi saat ini. Kami menerima BEBAN ini, dan kami BERTANGGUNG JAWAB terhadap apa yang dibebankan kepada kami. Karena kami percaya pada HUKUM SEJARAH.....
             Hukum Sejarah lah nanti yang akan membenarkan atau memperbaiki sesuatu hal yang dimanipulasi oleh para penguasa pembuat sejarah disitulah malu atau kelompok-kelompok yang dulu bersikeras agar persepsi dapat dijadikan sejarah melihat kebenarannya.
             Koreksilah diri kalian, sebelum mengoreksi kami. Nilailah diri kalian sebelum menilai kami. Tetapi, Kami sudah menilai kalian, sebagai GENERASI ANAK BANGSA YANG TEGA MENGKHIANATI sekaligus MENGEBIRI REPUBLIK INI. Kalian tidak mampu membuat sejarah, tetapi kalian berani meninggalkan sejarah. Kalian bangga dengan konsepsi perubahan (REFORMASI), tapi tanpa kalian sadari, kalian hanya bergerak pada satu ruang kosong dan gelap, Kalian berfikir sudah dapat melakukan banyak perubahan tapi kenyataannya kalian masih berdiri pada satu tempat yang sebenarnya belum kalian tinggalkan (Budaya lama yang kalian gugat sendiri)
              Jangan menyembunyikan apa pun dari kami tentang sejarah negeri ini. Karena sejarah pasti akan membongkarnya. Dan Kami adalah GENERASI yang akan melihat kebernaran dari sejarah yang kalian sembunyikan.
              Sejarah merupakan bagian terpenting dari eksistensi sebuah bangsa. Disadari atau tidak, sejarah sangat berpengaruh terhadap maju dan mundurnya perkembangan sebuah bangsa. Hal ini perlu dipahami sebagai rangkaian dialogis kritis dan terus-menerus antara pelaku peristiwa masa kini dan pelaku peristiwa masa lalu demi terciptanya idealisme sebuah negara mapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar